Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

Menyudahi hariku yang biasa

"Akhirnya pekerjaan gua selesai hari ini." Aku berbicara lega dari balik meja kerja. "Lu masih kerja sal?" Aku mencoba menggoda rekan kerja yang ada disebelahku. "Dikit lagi selese." Faisal membalasnya Waktu telah menunjukkan pukul 19.40 dan sudah waktunya aku membereskan semua barang-barang di atas meja kerjaku dan bersiap untuk pulang. Aku merapikan botol minuman milikku dan mengembalikan gelas minuman ke tempat perabotan kotor. Saat aku hendak mengangkat tasku dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba terdengar suara dani yang mencoba membuatku untuk tinggal lebih lama dikantor. "eh eh eh eh... mau kemana lu? baru jam tujuh juga udah mau balik aja, jangan lemah gitulah." Dani mencoba menggodaku agar aku tidak pulang lebih cepat. "pengen balik cepet gue." Jawabku. "ayolah kita main beberapa game dulu, sebelom pulang, juga besok libur." Ajak Dani. Aku rasa tidak masalah untuk tinggal lebih lama dikantor

Pohon Aksara

Source : Pinterest Aku adalah pohon yang meskipun daunnya berguguran di terpa angin, namun aku tak pernah marah pada angin.  Yang berusaha untuk terus tumbuh keatas meskipun angin, hujan dan badai menghantamku berkali-kali namun aku tetap berusaha tumbuh dengan perlahan.  Yang meskipun batang-batangku kau lukai dengan ukiran namamu dan namanya aku tetap memberimu kesejukkan disiang dikala kalian merasa kepanasan.  Aku hanyalah pohon yang berkata tanpa tau siapayang ku ajak bicara dan terus berharap bahwa kehadiranku akan terus memberimu makna

Entahlah...

Akhir pekan telah berakhir. Mereka yang libur akan kembali kepada kenyataan esok. Menyambut senin yang penuh sesak. Menyambut senin yang penuh harap. Entah ini senin yang keberapa di kehidupanku. Berfikir untuk menghitung waktu yang berjalan membuatku merasa takut. Takut untuk membayangkan hari esok yang penuh ketidakpastian. Apakah aku bisa selamat di kehidupan ini? Entahlah... Harapan bisa saja sirna Seperti api yang dipadam hujan Aku tidak berfikir bahwa semua akan baik Sebagai manusia aku hanya bisa melakukan yang terbaik

Titik awal

menatap matamu bagaikan menatap garis di cakrawala. begitu indah hingga kata tak lagi memiliki makna. begitu tenang bagai desir yang menggetarkan air. begitu nyaman bagai hangat yang mendekap dingin. aku tidak tahu perasaan apa yang menusuk di hatiku. kau bagaikan gravitasi yang menarikku dengan begitu kuatnya. aku tidak mengerti cinta. terkadang ia seperti memiliki jiwa. dan terkadang ia seperti memiliki kehendak. aku tidak mengerti tentang keinginan bahkan aksi-aksinya. terkadang tanpa kusadari aku sudah terseret dan ikut terjebak bersamanya. “…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…” (Kahlil Gibran) aku akan terus melangkahkan kaki. mengejar sang waktu yang terus berjalan tanpa henti. meski dimensi kita kini kian berjauhan. kota kita kini menjadi sebuah batasan. namun aku tahu, cinta selalu memiliki kisah. meski terkada