Tak usai kupandangi rupamu yang mempesona
dunia maya seolah-olah memberiku kesempatan
untuk menolehmu kapan saja
berandai-andai
"apakah mungkin, orang sepertiku mampu menyentuh sedikit hatimu?"
menerka-nerka
"Seperti apa sosok yang kau puja, dan apakah sebagian darinya ada pada diriku?"
entahlah
mengagumimu
hanya itu yang kutahu dan hanya itu yang kubisa
pengecut
pengecut memang
mendiskriminiasi diri, padahal jawabannya belum pasti
memilih diam dan menghilang
daripada maju dan berjuang
memang benar
musuh terbesar itu adalah diri sendiri
jika ia semakin leluasa dan terbiasa
aku khawatir rasa ini tak bisa kujaga
kelak ia tumbuh menjadi cinta
kelak ia juga tumbuh menjadi duka
jika ini hanya tentang tersaikiti
maka lebih baik aku tersakiti kini
daripada aku tersakiti nanti
Kenapa rasa tertarikku padamu, selalu dibarengi dengan rasa ingin pergiku darimu? Ku pikir aku siap membuka diriku, ternyata aku memang tidak pernah siap untuk siapapun. Aku ingin pergi... menyendiri untuk menyelami rasa ini kembali pada kekosongan kembali pada tepian diriku yang tak pernah tersentuh aku takut mulai menggantungkan diriku padamu aku takut rasa ini menguasaiku aku takut kamu menjadi sangat berarti bagiku aku takut aku akan menyakitimu aku tidak tahan lagi aku ingin menghilang ijinkan aku mengambil jarak hanya sejenak aku mohon aku takut sampai kapan? entahlah setidaknya hingga aku mampu berdamai dengan diriku mengalahkan diriku mengalahkan egoku mengalahkan bagian terburuk dari diriku percayalah rasa takutku mungkin menutupi rasaku padamu tapi rasa itu tetap hanya untukmu setidaknya itu akan tetap ada hingga aku lupa bahwa aku pernah menyimpannya
Comments
Post a Comment